HEBOOH..!!! VIDEO MENGAKU KETURUNAN NABI MUHAMMAD TAPI MENGHINA ISLAM!!! FITNAH INI SANGAT MENYAKITKAN HATI UMAT ISLAM


  

Hantaman kebencian tidak henti-hentinya melanda umat Islam. Kini beredar video fitnah di laman Youtube yang menayangkan dialog seorang asal negara Yaman, mengaku bernama “Ali Alattas” bersama seorang Pendeta (eks muslim), dia diperkenalkan sebagai keturunan Nabi Muhammad yang kemudian masuk kristen. Pada tayangan video terlihat murtadin itu berbicara mengunakan bahasa Arab cukup fasih serta dengan bangganya si murtad menghina Nabi Muhammad SAW, melecehkan, menistakan Islam, Al-Quran serta Hadits, kemudian oleh pendeta diterjemahkan dengan senang hati kedalam bahasa Indonesia. Video fitnah ini sangat menyakitkan hati umat Islam.



Setelah ditelusuri identitas warga Yaman tersebut, ternyata ia seorang yang telah murtad serta bukan bermarga Alattas. Menurut informasi akurat, saat ini ia masih berada di Indonesia berkampanye berpindah-pindah tempat menyebarkan kebohongan serta pemurtadan.



Berikut ini identitas warga Yaman (dari Kedubes Yemen di Jakarta) yang menjadi PENIPU & MURTAD :



Nama : Ali Ahmed Mohammed Al-Assad.

Tanggal/Lahir : 28-09-1970 – Hodaida – Yemen

No Passpor : 03825598

Dalam tayangan video, tidak hanya warga Arab Yaman murtad itu saja yang menistakan Islam, Sang Pendeta (eks muslim) pun turut terlibat dalam penistaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Nama Pendeta itu yaitu Saifuddin Abraham, bekas mubaligh yang pernah mengajar di sebuah SMA Islam Bangsri Jepara (1988-1991). Ia juga seorang yang murtad setelah belajar agama kristen dengan para penginjil serta pendeta dari The Gideon International.
Pendeta Saifuddin Abraham pernah kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ia juga pernah mengajar di Mahad Zaitun Indramayu. Pada tahun 2006 Ia Murtad di Cirebon. Setelah murtad, menantu tokoh Muhammadiyah Bangsri ini dibaptis di Semarang tanggal 4 Maret 2006, dengan nama baptis Abraham Moses.

Terhadap munculnya video murtadin tersebut, seorang Pimpinan Majelis Ta’lim An-Nabawiyyah – Jakarta, Ustadz Salim Syarief MD berkomentar keras…. ”Tidak ada paksaan untuk setiap orang untuk memeluk agama Islam, demikian pula seorang muslim tidak dapat dipaksa untuk keluar dari agama Islam. Dengan dakwah, Islam telah menjelaskan kebenaran agama ini dan hukum-hukum yang ada dalam Islam.


Komitmen untuk memeluk agama Islam dalam syariat yaitu hal penting, sehingga berdasarkan hukum syariat seorang yang murtad/keluar dari Islam, harus dibunuh. Apalagi bila lalu si murtad tadi menyebarkan kebohongan tentang Islam serta menghina Allah Ta’ala, kitab suci Al-Qur’an serta Baginda Nabi Muhammad SAW, maka sudah sangat layak ia dibunuh. Apabila si murtad itu tertangkap, ia di beri batas waktu 3 hari untuk bertobat atas murtadnya. Bila ia tetap dengan kemurtadannya, maka ia harus dibunuh.

Apabila kondisinya sudah separah ini, bukan waktunya lagi duduk menunggu tegak berdirinya sebuah negara yang bersyariat Islam untuk menghukum kedua murtadin tersebut, apalagi menunggu negara ini bertindak terhadap orang sejenis mereka. Semua umat islam tentunya tidak dapat disalahkan bila selanjutnya terbakar amarah serta memburu si murtad untuk dibunuh, karena dengan dua alasan saja (murtad serta menistakan Islam) sudah halal darah orang tersebut untuk ditumpahkan. Untuk setiap muslim yang siap membela kehormatan Islam, dipersilahkan untuk membunuh keduanya”.

Diyakini para mujahid sudah siap memburu yang bersangkutan serta siap dihukum (dipenjara) untuk melenyapkan penghina serta penista Islam siapa pun serta dimana pun ia berada. Atas kejadian ini, pihak FPI pun sudah menginstruksikan untuk mengejar serta menangkap Si Pendeta serta warga Yaman yang mengaku Alattas turunan Nabi SAW, asal Islam lalu masuk Kristen serta kemudian menghina Islam. KbrNet/Slm

Berikut Saksikan Tayangannya Si Penghujat Islam :


http://www.kabarterheboh.com/2016/05/hebooh-video-mengaku-keturunan-nabi.html

0 Response to "HEBOOH..!!! VIDEO MENGAKU KETURUNAN NABI MUHAMMAD TAPI MENGHINA ISLAM!!! FITNAH INI SANGAT MENYAKITKAN HATI UMAT ISLAM"

Posting Komentar